Sabtu, 18 Agustus 2012
Selasa, 26 Juni 2012
BER-SUKACITA-LAH SENANTIASA !
"Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!" Filipi 4:4
Sungguh suatu hal yang luar biasa ketika kita diperintahkan untuk bersukacita dikala kita sedang diperhadapkan pada peliknya hidup, yang semakin rumit dan sesak dengan masalah. Tapi inilah yang harus dilakukan oleh anak-anak Tuhan. Persoalan hidup yang kita hadapi sebagai siapapun kita, kadangkala mengikat kita sehingga kita hanya bergerak sesuai hati dan pikiran kita. Kita seakan bergerak, namun ternyata hanya terbatas karena terpuruk pada pengandalan akan diri sendiri. Tak heran jika kita berharap segera keluar dari masalah namun ternyata kita hanya berputar-putar pada masalah-masalah yang tak terhentikan.
Begitu banyak anak-anak Tuhan yang terjerumus dalam masalah-masalah yang dihadapinya. Mereka bergerak, mencari-cari, berlari agar jauh dari masalah. Beberapa diantaranya, bersembunyi dan berharap seiring berjalannya waktu masalah pasti berlalu. Tanpa berusaha membuka hati untuk menerima Yesus yang telah menganugerahkan keslamatan yang cuma-cuma lewat suatu pengorbanan dikayu salib.
Menjadi anak-anak Tuhan bukan berarti kita terbebas dari masalah-masalah hidup.
Saya melihat, begitu banyak anak Tuhan yang berpikir bahwa ketika dia masuk dalam kepemilikan Yesus, dia akan terbebas dari masalah hidup. Tidak jarang diantara mereka, akan depresi dan nyaris gila bahkan berbalik mengutuk Tuhan. Dan berkata bahwa ternyata Tuhan itu tidak ada dan tidak perduli.
Mereka hanya memikirkan diri sendiri, mereka banyak menuntut. memang benar Tuhan berkata: "mintalah maka kepadamu akan diberi'", tetapi mereka meminta bukan untuk menyenangkan hati Tuhan, sebaliknya untuk kepuasan diri sendiri. Firman Tuhan berkata : "tinggallah didalam-Ku dan Aku akan diam didalam-Mu", Sangka mereka akan aman bila bersembunyi dibalik kemahakuasaan Tuhan, ternyata mereka lakukan hanya untuk keamanan mereka sendiri agar mereka dihargai dan disanjung. Tapi sesungguhnya, 'tak ada yang tersembunyi dihadapan Tuhan', 'Tuhan menyelidiki hati setiap umatNya.
Tak heran jika hukuman Tuhan menimpa mereka.
Tuhan menghendaki kita hidup setia, taat dan mengandalkanNya dalam situasi apapun. Bukankah Tuhan Yesus saja ditolak dalam dunia ini, demikian juga kita umat-Nya. Masalah boleh datang, Tapi janji Tuhan bahwa kita tidak akan dibiarkan jatuh tergeletak,karena tangan Tuhan siap menopang. Pertolongan Tuhan tepat pada waktunya, asal kita tetap setia, taat dan tetap mengandalkanNya. Tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menolong dan pendengaranNya tidak kurang tajam mendengar seru dan doa kita.
Bersukacita merupakan sebuah sikap dan pilihan, tidak selalu berarti perasaan yang terus menerus kita rasakan. Mustahil dan tidaklah sehat bila kita selalu bersukacita apa pun kondisi yang kita hadapi. Itu sebabnya Firman Tuhan menegaskan, "ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap, ada waktu untuk menari." (Pengkhotbah 3:4) Orang yang bersukacita dalam Tuhan tetap bisa bersedih, namun ia tidak terbebani atau ditindih oleh apa pun yang dialaminya.
"Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!" Filipi 4:4
Sungguh suatu hal yang luar biasa ketika kita diperintahkan untuk bersukacita dikala kita sedang diperhadapkan pada peliknya hidup, yang semakin rumit dan sesak dengan masalah. Tapi inilah yang harus dilakukan oleh anak-anak Tuhan. Persoalan hidup yang kita hadapi sebagai siapapun kita, kadangkala mengikat kita sehingga kita hanya bergerak sesuai hati dan pikiran kita. Kita seakan bergerak, namun ternyata hanya terbatas karena terpuruk pada pengandalan akan diri sendiri. Tak heran jika kita berharap segera keluar dari masalah namun ternyata kita hanya berputar-putar pada masalah-masalah yang tak terhentikan.
Begitu banyak anak-anak Tuhan yang terjerumus dalam masalah-masalah yang dihadapinya. Mereka bergerak, mencari-cari, berlari agar jauh dari masalah. Beberapa diantaranya, bersembunyi dan berharap seiring berjalannya waktu masalah pasti berlalu. Tanpa berusaha membuka hati untuk menerima Yesus yang telah menganugerahkan keslamatan yang cuma-cuma lewat suatu pengorbanan dikayu salib.
Menjadi anak-anak Tuhan bukan berarti kita terbebas dari masalah-masalah hidup.
Saya melihat, begitu banyak anak Tuhan yang berpikir bahwa ketika dia masuk dalam kepemilikan Yesus, dia akan terbebas dari masalah hidup. Tidak jarang diantara mereka, akan depresi dan nyaris gila bahkan berbalik mengutuk Tuhan. Dan berkata bahwa ternyata Tuhan itu tidak ada dan tidak perduli.
Mereka hanya memikirkan diri sendiri, mereka banyak menuntut. memang benar Tuhan berkata: "mintalah maka kepadamu akan diberi'", tetapi mereka meminta bukan untuk menyenangkan hati Tuhan, sebaliknya untuk kepuasan diri sendiri. Firman Tuhan berkata : "tinggallah didalam-Ku dan Aku akan diam didalam-Mu", Sangka mereka akan aman bila bersembunyi dibalik kemahakuasaan Tuhan, ternyata mereka lakukan hanya untuk keamanan mereka sendiri agar mereka dihargai dan disanjung. Tapi sesungguhnya, 'tak ada yang tersembunyi dihadapan Tuhan', 'Tuhan menyelidiki hati setiap umatNya.
Tak heran jika hukuman Tuhan menimpa mereka.
Tuhan menghendaki kita hidup setia, taat dan mengandalkanNya dalam situasi apapun. Bukankah Tuhan Yesus saja ditolak dalam dunia ini, demikian juga kita umat-Nya. Masalah boleh datang, Tapi janji Tuhan bahwa kita tidak akan dibiarkan jatuh tergeletak,karena tangan Tuhan siap menopang. Pertolongan Tuhan tepat pada waktunya, asal kita tetap setia, taat dan tetap mengandalkanNya. Tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menolong dan pendengaranNya tidak kurang tajam mendengar seru dan doa kita.
Bersukacita merupakan sebuah sikap dan pilihan, tidak selalu berarti perasaan yang terus menerus kita rasakan. Mustahil dan tidaklah sehat bila kita selalu bersukacita apa pun kondisi yang kita hadapi. Itu sebabnya Firman Tuhan menegaskan, "ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap, ada waktu untuk menari." (Pengkhotbah 3:4) Orang yang bersukacita dalam Tuhan tetap bisa bersedih, namun ia tidak terbebani atau ditindih oleh apa pun yang dialaminya.
Sekurang-kurangnya ada empat cara untuk bersukacita dalam Tuhan:
-
Beriman
"Janganlah kamu kuatir tentang apa pun juga tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus." (Filipi 4:6-7) Orang yang bersukacita dalam Tuhan adalah orang yang menyandarkan hidupnya pada Tuhan. Ia tahu bahwa Tuhan berkuasa DAN mengasihinya; jadi, Tuhan mampu melakukan segalanya dan akan memberi yang terbaik kepadanya. Ia damai sebab Ia tahu siapakah yang memelihara hidupnya. - Bersyukur
- "Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku." (Filipi 4:13) Orang yang bersukacita menerima porsi kehidupannya sebab ia tahu bahwa Tuhan memberi tepat dan sesuai dengan rencana-Nya yang terbaik. Ia belajar menerima rencana Tuhan dalam hidupnya dan bergantung pada kekuatan Tuhan untuk memampukannya menerima.
- Baik Hati
"Hendaklah kebaikan hatimu diketahui oleh semua orang. Tuhan sudah dekat." (Filipi 4:5) Orang yang bersukacita adalah orang yang baik; ia murah hati sebab ia tahu bahwa apa pun yang ada padanya merupakan pemberian Tuhan. Ia memberi sebab ia yakin pada pemeliharaan Tuhan atas hidupnya. Memberi tidak akan membuatnya kekurangan, sebaliknya, memberi membuatnya menerima lebih dari Tuhan. - Bersih
- "Jadi akhirnya saudara saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu." (Filipi 4:8) Orang yang bersukacita adalah orang yang berpikiran dan berhati bersih. Ia tidak mengisi benaknya dengan yang najis; sebaliknya, ia mengisi pikirannya dengan muatan yang indah dan bersih.
Suatu hari seorang guru bertanya kepada murid2nya tentang siapa Tuhan.
Ketika guru bertanya kepada Steven, ia menjawab bahwa Tuhan itu adalah hakim yg mengadili orang jahat krn ayah Steven seorang hakim.
Lalu guru bertanya kepada Albert, siapakah Tuhan? Jawab Albert : Tuhan adalah dokter yg bisa menyembuhkan segala penyakit, karena ayah Albert seorang dokter.
Selanjutnya guru bertanya kepada Michael, siapakah Tuhan? Michael berkata bhw Tuhan adalah yg bisa memberikan segalanya ketika kita meminta kepadaNYA.
Ayah Michael adalah konglomerat yg selalu menuruti keinginan anaknya.
Semua anak ditanya dan jawabnya adalah perspektif mereka terhadap pekerjaan ayahnya di dunia.
Ketika guru bertanya kepada Steven, ia menjawab bahwa Tuhan itu adalah hakim yg mengadili orang jahat krn ayah Steven seorang hakim.
Lalu guru bertanya kepada Albert, siapakah Tuhan? Jawab Albert : Tuhan adalah dokter yg bisa menyembuhkan segala penyakit, karena ayah Albert seorang dokter.
Selanjutnya guru bertanya kepada Michael, siapakah Tuhan? Michael berkata bhw Tuhan adalah yg bisa memberikan segalanya ketika kita meminta kepadaNYA.
Ayah Michael adalah konglomerat yg selalu menuruti keinginan anaknya.
Semua anak ditanya dan jawabnya adalah perspektif mereka terhadap pekerjaan ayahnya di dunia.
Tibalah
giliran Sarjo yg akan ditanya oleh guru. Guru tahu bhw Sarjo tidak
semapan teman2nya yg hidup berkecukupan. Kepala Sarjo menunduk ke bawah,
tidak berani menatap gurunya.
Sang guru bertanya kpd Sarjo, siapakah Tuhan itu? Dgn suara lemah Sarjo menjawab bhw Tuhan itu adalah seorang "pemulung". Tiba2 kelas menjadi ricuh&ribut dgn jawaban Sarjo, bagaimana mungkin Tuhan itu "pemulung". Gurupun bertanya, mengapa Sarjo mengatakan bahwa Tuhan itu "pemulung"?
Dengan menengadahkan mukanya, Sarjo berkata bahwa seorang "pemulung" mengambil barang2 yg tidak berguna, mengumpulkannya dan membersihkannya sehingga menjadi berguna.
Ayah saya juga memungut saya dari jalanan dan membawa saya pulang ke rumahnya.
Saya diasuh, disekolahkan, dan dididik sehingga menjadi berguna. Jika ayah saya tidak mengambil saya, entah bagaimana nasib saya sekarang di jalan.
Demikian juga Tuhan adalah seorang "pemulung" yg mengambil yg tidak berguna menjadi berguna.
Sang guru bertanya kpd Sarjo, siapakah Tuhan itu? Dgn suara lemah Sarjo menjawab bhw Tuhan itu adalah seorang "pemulung". Tiba2 kelas menjadi ricuh&ribut dgn jawaban Sarjo, bagaimana mungkin Tuhan itu "pemulung". Gurupun bertanya, mengapa Sarjo mengatakan bahwa Tuhan itu "pemulung"?
Dengan menengadahkan mukanya, Sarjo berkata bahwa seorang "pemulung" mengambil barang2 yg tidak berguna, mengumpulkannya dan membersihkannya sehingga menjadi berguna.
Ayah saya juga memungut saya dari jalanan dan membawa saya pulang ke rumahnya.
Saya diasuh, disekolahkan, dan dididik sehingga menjadi berguna. Jika ayah saya tidak mengambil saya, entah bagaimana nasib saya sekarang di jalan.
Demikian juga Tuhan adalah seorang "pemulung" yg mengambil yg tidak berguna menjadi berguna.
Selamat bahwa Tuhan sudah membuat kita menjadi berguna..!O:
Minggu, 15 April 2012
Rantai Galauku dan Risauku
Apa yang aku takutkan sekarang mulai terjawab.
Begitu banyak kejadian yang pelik namun aku tahu asal dan perjalanannya...
Namun yang tidak dapat aku tahu, sampai kapan itu semua kan berakhir.
Aaaaaaaaa........galau dan risau menyatu menghentak menyadarkan aku dari tidur panjangku.
Semoga semua akan terjawab!
Melelehkan kegalauan dan kerisauanku.....menanti dalam pedih, tersenyum namun pahit!
Begitu banyak kejadian yang pelik namun aku tahu asal dan perjalanannya...
Namun yang tidak dapat aku tahu, sampai kapan itu semua kan berakhir.
Aaaaaaaaa........galau dan risau menyatu menghentak menyadarkan aku dari tidur panjangku.
Semoga semua akan terjawab!
Melelehkan kegalauan dan kerisauanku.....menanti dalam pedih, tersenyum namun pahit!
Langganan:
Komentar (Atom)
